Banyak Perempuan Aceh menjadi korban kejahatan pemerkosaan, waspadai rumah kost yang selalu membawa mala petaka

Rabu, 11 Februari 2009

Cerita Selingkuh

KISAH perselingkuhan menjadi berita biasa di kalangan selebriti kita. Setiap hari, tayangan-tayangan infotainment di televisi menyuguhkan berita gonjang-ganjing rumah tangga artis, yang sebagian besar bermula dari perselingkuhan, bukan saja dilakukan oleh suami, tetapi juga istri.


Saya tak mengikuti banyak, tapi setidaknya cukup mengingat kisruh rumah tangga pasangan Ray Sahetapy dan Dewi Yul, yang meletus karena Ray kepincut wanita lain. Kemudian prahara rumah tangga Eel Ritonga dengan Dea Mirella, yang berujung perdamaian, meski Eel akhirnya mau mengakui bahwa dia memang selingkuh dengan wanita bernama Dian.

Terakhir, yang masih hangat, adalah kisah kelabu biduk rumah tangga Nia Paramitha dengan Gustiranda, yang hari-hari terakhir ini memasuki masa genting setelah Gusti menggugat cerai. Yang menarik, gugatan cerai itu digosipkan bermula dari perselingkuhan Nia dengan seorang politisi, yang membuat Nia hamil (lantas keguguran) – padahal Gustiranda sendiri dikabarkan sudah melakukan vasektomi, operasi pemotongan saluran sperma yang membuatnya tak mungkin lagi membuahi rahim wanita, sehingga, kehamilan istrinya itu hampir pasti terjadi berkat campur tangan (dan campur benih, tentu saja) pria lain.

Di masyarakat, sebenarnya, perselingkuhan juga telah menjadi cerita biasa. Bedanya, tak sampai ribut-ribut di televisi karena bukan selebriti. Hubungan asmara seorang pria beristri dengan wanita lain, atau seorang wanita bersuami dengan pria lain, seolah merupakan gejala sosial yang diakui sudah ada bahkan sejak zaman baheula. Tak jarang malah yang berselingkuh itu adalah suami orang dengan istri orang. Artinya, sepasang manusia yang sudah punya pasangan masing-masing, membangun kisah cinta baru yang lebih gila.

[Yang paling menarik memang selingkuh dalam konteks hubungan cinta.] Selingkuh juga dipahami bukan sekadar hubungan fisik, semisal kegiatan mesum dua manusia bukan muhrim yang salah satu atau salah duanya sudah memiliki pasangan. Perselingkuhan bisa terjadi bahkan meski hanya sebatas pikiran, karena pengertian selingkuh adalah “hubungan gelap” di luar “hubungan terang”. Dan ini tidak melulu ada urusannya dengan seks, karena setiap hubungan intim di luar keintiman yang seharusnya, bisa disebut selingkuh juga.

Ketika seorang pria pehobi mancing lebih sering berintim dengan kolam, umpan dan ikan, menghabiskan waktu untuk memancing dan cenderung melupakan istri, maka itu pun bisa disebut sebagai berselingkuh. Kawan selingkuhnya adalah mancing. Ketika seorang suami nyaris tak punya waktu untuk anak istri karena sibuk mengurusi pekerjaan, maka dia telah berselingkuh. Selingkuhannya adalah pekerjaan.

Di kala seorang pejabat lebih mengurusi urusannya sendiri, lantas melupakan keintimannya dengan rakyat, boleh dong kita vonis bahwa si pejabat telah berselingkuh. Korban selingkuhnya adalah rakyat. Oh iya, di dunia politik, selingkuh juga mulai jadi istilah lumrah. Misalnya, ketika fraksi sini yang berkoalisi dengan fraksi situ, ternyata berselingkuh dengan fraksi sana.

Yang paling berbahaya adalah berselingkuh dari Tuhan, ketika seseorang mencintai sesuatu melebihi kecintaannya kepada Sang Pemilik Cinta. Perselingkuhan jenis ini sangat jelas hukumannya, langsung dari Sang Penghukum, yang dalam kitab-kitab suci telah ditulis bahwa Ia tak pernah mau di-dua-kan.

Toh, di antara sekian banyak pengertian selingkuh itu, yang paling menarik memang selingkuh dalam urusan seks dan cinta. Tengoklah film dan sinetron dari zaman dulu sampai sekarang, cerita-ceritanya paling banyak soal perselingkuhan. Dengarlah lagu-lagu dari masa lalu hingga hari ini, tak bergeser jauh dari kisah cinta bercabang.

Sepertinya sudah tabiat manusia suka mencoba hal baru, sekaligus bosan dengan hal lama. Mudah tergoda dan gampang menjadi penggoda. Selingkuh akhirnya menjadi semacam jalan keluar; membangun hubungan baru tanpa harus meruntuhkan hubungan lama. Berbaik-baik dengan istri di rumah, sekaligus bermanis-manis dengan “sephia” di rumah yang lain. Selama silent mission berjalan mulus, persetanlah dengan urusan halal-haram, bermoral atau amoral. Gonjang-ganjing baru akan terjadi setelah ketahuan. Dan, buat pelaku selingkuh, itu namanya kecelakaan.

Sulit berharap perselingkuhan akan musnah, sesulit orang meraih kesetiaan. Seperti juga iman, ini memang soal pilihan; kita punya otoritas memutuskan ingin menjadi baik atau menjadi buruk hidup kita. Karena itu, silakan memilih, tanggung sendiri risikonya.

***
Nana, gadis muda, sebenarnya sudah punya pacar. Namun godaan seorang pria membuatnya mabuk kepayang dan akhirnya berselingkuh. Pria yang mengaku bekerja di perusahaan percetakan di kota lain itu dikenalnya di sebuah kafe.

Singkat cerita, perselingkuhan itu semakin menjadi, sampai akhirnya Nana diketahui hamil, sementara si pria teman selingkuhnya itu sudah kembali ke kota asalnya.

Mengetahui hal itu tentu saja orangtua Nana tidak terima dan berniat menuntut si pria agar bertanggung jawab. Karena tak tahu alamat rumah pria itu, keluarga akhirnya mengirim surat ke kantor percetakan tempat pria itu bekerja.

0 komentar:

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP