Banyak Perempuan Aceh menjadi korban kejahatan pemerkosaan, waspadai rumah kost yang selalu membawa mala petaka

Senin, 09 Februari 2009

Sipengkhianat

JAKARTA - Saling hujat, saling hina, dan saling menjatuhkan antar calon presiden semakin marak. Karuan saja, berbagai kalangan mengecam tindakan tak bermoral dan tak mendidik bagi rakyat itu.

Mantan Menko Polkam Agum Gumelar dan pengamat politik Universitas Indonesia Budyatna mengecam dan memperingatkan para capres tidak saling menghancurkan, menghujat, bahkan saling menjatuhkan. Sebab, jika itu dilakukan, rakyat bingung bahkan bisa mengarah kepada konflik horizontal.

Dihubungi Harian Terbit terpisah, Senin (9/2), keduanya meminta para capres untuk adu program yang bero-rientasi untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. "Tarik simpati rakyat dengan program yang merakyat, bukan malah saling hujat. Kasihan rakyat, mereka menjadi bingung. Sebaiknya capres memiliki sikap negarawan," kata Agum, yang kini menjabat Ketua Umum Pepabri.

Menyinggung sindiran politik Presiden SBY terhadap Ketua Umum PDI-P Me-gawati Soekarnoputri, Budyatna mengatakan, seharusnya SBY tidak perlu menyindir seperti itu. "Gak perlulah saling menghujat dan menyindir," paparnya.

Sindiran Presiden SBY ini ditanggapi Ketua DPP PDIP Tjahjo Kumolo. "Kritik Mega kepada pemerintahan SBY selalu berdasarkan fakta dan realitas. Ibu Mega pantang memfitnah dan pantang berkhianat walau sebagai presiden yang lalu banyak yang mengkhianatinya, " kata Tjahjo.

Namun masyarakat terus bertanya-tanya siapa yang dimaksud Megawati sebagai pengkhianat dirinya.

Menurut Tjahjo, bahkan orang yang oleh Mega diberi suk dari belakang kepemimpinannya, " tukas Tjahjo.

Tjahjo mempertanyakan apakah yang dimaksud SBY itu adalah Mega. Kalau benar demikian, Tjahjo kembali menegaskan bahwa sebagai oposisi wajar saja Mega mengkritik pemerintah. Apalagi kritiknya berdasarkan data dan fakta.

Budyatna mengatakan, menyerang pribadi sangat tidak menguntungkan. "Kekalahan Hillary Clinton melawan Obama dalam konvensi capres Partai Demokrat patut dijadikan pelajaran. Karena menyerang Obama secara pribadi, mantan ibu negara AS akhirnya ditinggalkan rakyat," ujar Budyatna.

Menurutnya, para capres kita sekarang ini belum ada punya program yang sungguh-sungguh berorientasi pada kesejahteraan rakyat. Karena sampai sekarang iklan-iklan politik yang ditayangkan baru sebatas janji belaka atau masih omong kosong semua.

Misalnya untuk mening-katkan kesejahteraan petani, sembako murah uangnya dari mana tidak jelas. "Beda dengan Presiden Vene-zuela Hugo Chaves misalnya untuk kesejahteraan rakyatnya dia berani membuat kebijakan dari hasil minyaknya 85 persen untuk negara dan hanya 15 persen untuk kontraktor asing. Ini kan jelas sumber pendanaannya dari mana," ujar Budyatna.

Sindiran politik yang mengarah pada serangan pribadi ini selama ini terjadi antara capres Megawati dan Presiden SBY. Mulai dari sindiran politik Mega yang menyebut pemerintahan SBY seperti main Yoyo.

Terakhir Presiden SBY selaku Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat dalam pidato pembukaan Rapimnas partai tersebut mengeluarkan serangan kepada lawan-lawan politiknya. Menurut SBY, tokoh yang sering memfitnah bakal tidak dapat hidayah.

Karena itulah, SBY berharap agar kader partainya tidak terpancing dengan serangan atau hasutan yang dilontarkan oleh lawan-lawan politiknya. Bagi SBY, kritikan yang dilontarkan kepada partainya harus dijawab dengan cerdas dan tepat. SBY berharap semua pihak menggunakan cara-cara yang elegan dalam memenangkan pemilu 2009.

Pada kesempatan terpisah, Ketua DPP PDI Perjuangan, Maruarar Sirait tidak mau menanggapi sindiran Presiden SBY itu. "Presiden kita ini memang aneh. Contohnya ketika dia melontarkan isu asal jangan Presiden berinisial S pada Rapim dengan TNI dan Rapat Koordinasi dengan Polri beberapa waktu lalu. Masak Presiden melontarkan isu demikian dan dia juga yang membantahnya, " kata Maruar.

Menurut dia, pernyataan Presiden SBY itu tidak perlu ditanggapi. "Kita punya presiden yang memiliki kuping tipis. Dia lontarkan isu dan dia juga membantahnya. Kalau wartawan yang membuat isu, itu wajar. Dia itu kan seorang presiden. Tapi, biarlah, tugasnya kan hanya beberapa bulan lagi dan setelah itu diganti," kata dia

0 komentar:

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP